Berhemat adalah semboyan buat aku dan Kakakku hampir 2 bulan ini, sejak Ayah keluar masuk rumah sakit untuk cek up, kendali ekonomi di rumah ini tergoncang bak gelombang transversal yang membentuk lembah tapi sulit menuju bukitnya…lagi-lagi teringat pesan Ayah, harus tetap bersyukur atas nikmatNya. Bagaimana tidak, prediksi dokter 1 minggu lalu, Ayah akan dirawat kurang lebih 2 bulan, dan itu artinya kami akan melewati Ramadhan dan Idul Fitri di Rumah Sakit?…Tak terbayang ya Alloh, moment yang sangat dinanti seluruh Umat Islam sedunia itu akan kami lalui dengan menyedihkan.
Ayah, dialah adalah sosok pekerja keras dan dermawan. Sepulang mengajar, beliau hanya beristirahat sebentar, lalu mengecek beberapa kolam ikan yang beliau kelola. Bermodalkan gaji seorang guru dan bisnis Ikannyalah beliau membiayai keluarga, kami berdua(aku dan Kak Dev) dan 2 anak kandungnya yang saat ini sedang kuliah di Yogyakarta.
Aku dan kakakku adalah keponakannya, setelah Abi meninggal dan Ummy menikah lagi maka Paman yang kami panggil Ayah memutuskan untuk mengasuh kami berdua. Segala kebutuhan kami beliau penuhi tanpa pamrih, tidak ada diskriminasi perlakuan antara kami berdua dan 2 anak kandungnya, Bang Dirga & Kak Ve.
Terkadang ingin rasanya meminjam alat pemutar waktunya doraemon untuk mempercepat waktu, jadi aku yang saat ini kelas XI dan Kakakku yang masih semester 2 bisa masuk zona dimensi waktu di masa depan, dimana kami sudah bekerja, bisa membalas jasa Ayah & Ummy, membahagiakan beliau, membelikan tiket ke Baitulloh…aamiin, itulah doa dan harapan terbesar kami, maka jangan ambil dulu Ayah ya Alloh…
Beruntung aku punya Kak Dev,” Devya Ardanty Wafa” dialah satu-satunya saudara kandungku yang sangat mengerti aku, tempat curhatku, guru spiritualku, sekaligus desaigner dan tim wardrobeku. Kak Dev selalu meyakinkan aku, pakaian syar’i bukan berarti tidak ada dosa lagi, bukan berarti sudah sempurna akhlaknya, tapi berbusana syar’i adalah pelindung buat cewek yang berusaha menjadi cewek yang baik, jadi itu proses. So…kenapa takut berbusana Syar’i? kalo syar’i juga bisa trendy? Emang nggak salah kalo kak Dev pernah menjuarai Hijab Syar’i&Trendy di Kampusnya, selain cantik dan cerdas, Kak Dev juga pintar memadupadankan busana yang ia kenakan yang syar’i namun tidak terkesan asal, tetap rapi dan yang melihat tampilannya pasti kepengen pake hijab syar’i juga deh.
Tapi kini….. semua tinggal kenangan…Tak terbayangkan, benar-benar tak terbayangkan, ruang Edelweis no 113 menjadi saksi kejadian paling menyakitkan dalam hidupku pada kamis malam itu. Tak ada firasat sedikitpun bahwa ini adalah Ramadhan terakhirku bersamamu Kak, moment 15 Ramadhan yang kita rencanakan itu adalah shoping terahir kita(hasil bisnis kue nastar ala Dev&Hanum), cubitan di Rs itu adalah cubitan terakhir di kedua pipiku yang paling lembut, buka puasa bersama terakhir, dan hasil shoping kita ini adalah bukti kak, ya…bukti konkret kegigihanmu, semangatmu, dan ketegaranmu Kak…kita bisa menghasilkan uang dari uasaha halal kita demi orang yang kita sayang, inget kata-katamu “jangan menunggu sukses untuk membahagiakan orang tersayang, jangan sampai kita kehilangan moment itu”…itulah penyesalanku kak, aku kehilangan moment itu Kak, aku belum bisa bahagiakan Kakak…benar, aku kehilangan moment itu…kini aku sadar…jangan sia-siakan waktu,karena syarat meninggal tidak harus tua, malaikal mautpun tidak menerangkan musti sakit keras dulu baru ia akan cabut nyawa seseorang, all is secret of God.
Seharusnya aku tidak pulang duluan saat shoping, seharusnya aku jaga Kakak, kakak tidak perlu naik motor Kak, Kakak naik angkot saja Kak..
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, semua berasal dariMu dan kembalinyapun akhirnya padaMu ya Alloh. Kak Dev, yang selama ini menjadi panutanku, lebih dari sekedar seorang Kakak bagiku telah tiada, hanya pesan dan semangatnyalah yang tersisa. Aku harus bisa mewujudkan mimpi-mimpimu. Semoga husnul khotimah ya Kak, meninggal di kamis malam, di bulan Ramadhan, setelah berbuka puasa, sholat magrib berjamaah, makan malam bersama, sholat isya berjamaah, dan di akhir nafasnya mengucap dua kalimat syahadat.
Sehari setelah pemakaman Kak Dev, kutemukan bungkusan semacam bungkusan yang aku kenal, ya ini adalah hasil shoping kami di 15 ramadhan kemarin yang belum sempat aku buka, baju gamis Ummy, seperangkat pakaian sholat Ayah, dan 2 buku…tapi masih ada 1 bungkusan lagi yang tersisa, apa ini?….aku buka…gamis cantik, tertulis di bungkusannya, untuk adindaku tercinta “Hanum Ardanty Wafa”…Masya Alloh, jadi setelah aku pulang, Kak Dev sempet membeli gamis lagi buatku…lagi-lagi banjir air mata tak dapat aku hindari. Kak Dev, adalah sosok kakak terbaikku, akan kujalankan amahmu Kak, menjadi muslimah yang menjalankan agama secara Kaffah…in sha Alloh.
oleh: Meliasari, S.Pd
Dari: Kabupaten Blitar, Jawa Timur