Batita Belajar Shalat

Ramadhan tahun ini terasa istimewa karena anak ketigaku, Hafizh Langit (1,5 tahun) sudah bisa berjalan dan berkembang. Hal ini berbeda dengan Ramadhan tahun kemarin, saat ia masih kubopong ke mana-mana. Banyak harapanku pada Ramadhan tahun ini untuk lebih giat pergi ke masjid guna mencari pahala sebanyak-banyaknya, karena Inilah saat yang tepat guna mendapatkan hadiah terbaik dari Allah SWT.

Namun, sebelum keinginanku itu kuwujudkan, aku mencoba mengajak dua jagoan laki-lakiku pergi ke mushala di dekat rumah. Anak pertamaku, Farel Ifan (10 tahun) memang sudah bisa melakukan gerakan wudhu dan shalat dengan sempurna, dan ia pun sudah mengerti bahwa tempat shalat bagi pria dan wanita berbeda. Makanya ia memilih untuk shalat di tempat shalat pria. Sementara anakku yang batita, Hafizh Langit ikut denganku.

Anak kecil memang dikenal aktif dan suka bereksplorasi. Begitu pula dengan anakku, Hafizh. Aku membiarkan anakku sejenak berjalan ke sana ke mari dan mengikuti polahnya. Lalu aku memberinya pengertian bahwa aku akan beribadah sebentar saja dan menyuruhnya untuk duduk saja. Ia pun hanya memandangiku dengan kepolosan wajahnya.

Pertama kali aku melakukan gerakan rukuk, anakku Hafizh mulai menangis, merengek, namun aku tetap membiarkannya. Setelah aku sujud, tangisnya terhenti. Ia sepertinya mulai tertarik pada apa yang kulakukan. Ia lalu menarik mukenaku, dan aku membiarkannya. Dalam hati aku mulai senang karena ia berhenti menangis, tinggal polahnya saja yang belum mau diam.

Pada rakaat ketiga, tiba-tiba anakku mulai mengikuti gerakanku. Ia mulai menirukan gerakan sujud, dan aku sengaja meliriknya sebentar, kagum pada tingkahnya yang tanggap. Ia lalu ikut duduk juga. Anakku yang pertama, Farel Ifan yang melihat hal tersebut langsung mengabadikan lewat ponselnya.

Inilah momen pengalaman unikku selama ramadhan tahun ini yang tak akan pernah kulupakan seumur hidupku. Momen di mana seorang ibu yang kagum serta bangga pada anak batitanya yang mulai menirukan hal-hal yang baik seperti shalat, walaupun belum sempurna.

Oleh: Wimala Dyah
Kota: Solo.

07 Anakku batita belajar shalat


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *