Eva; Ustadzah Cinta Ketiban Cinta
Kode buku | 602-241-523-3 |
ISBN | 978-602-24-1523-7 |
Penulis | Achi TM |
Halaman | 540 |
Tentang Buku:
Karena sudah 27 kali ditolak saat wawancara kerja, akhirnya Eva membuka biro jodoh islami. Agar kesannya lebih islami dan bergengsi, Eva yang belum secara kafah mengenakan jilbab nekat menyamar menjadi ustazah cinta yang berjilbab, berkacamata, dan punya tahilalat di wajahnya.
Perannya sebagai ustazah cinta sangat bertolak belakang dengan kehidupan aslinya yang urakan, berpakaian seksi, berambut pink, dan vokalis band metal. Banyak masalah yang Eva alami ketika menjalani kepribadian gandanya termasuk membohongi perasaannya sendiri terhadap Fatih seorang bisnisman muda yang tampan dan soleh yang sedang mencari pasangan.
Eva, Ustazdah Cinta Ketiban Cinta adalah serial pertama dari Tetralogi Serial Hijabers Talk yang mengisahkan empat perempuan cantik yang baru saja memutuskan memakai jilbab. Setelah mereka memakai jilbab, ada saja kejadian-kejadian unik yang mewarnai kehidupan mereka.
Mereka adalah Samira, seorang penulis buku anak dan juga seorang pendongeng. Shinta, pecinta jengkol jebolan sebuah universitas di amrik yang bekerja di bidang desain grafis. Eva, pengangguran yang suka memakai baju dengan gaya aneh dan warnanya nabrak, ngomong suka ceplas-ceplos. Lili cewek yang polos, lulusan pesantren, belum pernah pacaran, hobi minum susu dan menjilat lollipop, kadang-kadang tulalit. Kisah mereka selalu dimulai dengan adegan duduk bersama di kafe dan mendengarkan salah satu dari mereka curhat. Dengan kalimat pembuka: “Girls, cewek-cewek muslimah yang tangguh, Kalian harus dengar cerita gue yang satu ini…”
SERIAL HIJABER’S TALK adalah tetralogi yang berkisah tentang empat perempuan (Samira, Shinta, Eva, dan Lili) yang bersahabat sejak SMA. Setelah lulus SMA, kelima sahabat ini memutuskan untuk memakai jilbab, dari sinilah cerita-cerita unik mulai berdatangan. Novel ini ditulis oleh Achi TM seorang penulis novel dan skenario terkenal yang karyanya sudah banyak di berbagai televisi.
Secara struktur, novel ini cukup baik dan begitu matang dalam mendesain plot. Plot dimulai dari eksposisi, kerumitan alur, penggalan-penggalan peristiwa, konflik, sampai pada ending yang menawan. Selain itu, plot yang dibuat cukup unik dan jarang terjadi pada cerita novel umumnya sehingga dapat tergambar oleh kita konflik apa saja yang akan terjadi di dalamnya.
Penulis cukup terampil mengatur irama plot dan konflik di dalamnya. Misalnya pada judul “USTAZAH CINTA KETIBAN CINTA”. Dalam cerita ini Eva digambarkan sebagai perempuan yang hidup slengean (tomboy), tapi akhirnya menjadi ustazah lantaran awalnya berpura-pura menjadi ustazah untuk mendukung bisnis biro jodoh islami. Cerita ini sangat unik dan fresh.
Pengkarakteran tokoh yang disajikan penulis dalam cerita ini cukup matang, tajam, dan detail. Ada 4 totkoh yang dihadirkan di dalam novel ini yaitu antara lain: Eva (24th) seorang lulusan S1 Management yang membuka bisnis biro jodoh islami. Eva yang tomboy tiba-tiba memakai jilbab dengan sungguh-sungguh. Karakter yang ingin ditonjolkan pada diri Eva ialah karakter perempuan yang memiliki keperibadian yang tidak berpenampilan layaknya perempuan pada umumnya. Ekspresi yang tidak asing di negeri kita itu, (mungkin) ingin ditangkap oleh penulis.
Samira (24th) digambarkan sebagai penulis buku anak dan pendongeng. Ia mempunyai panti asuhan mungil di sebelah rumahnya. Sarah itu penyabar, lembut, dan cinta anak kecil. Memakai kacamata, tinggi langsing, fashionable, dan pekerja keras. Karakter ini mewakili perempuan pada umumnya, yaitu feminis.
Shinta (24th) akrab disapa dengan Ocin, ia lulusan sebuah universitas di amrik, bekerja di bidang desain grafis. Paling suka cowok yang suaranya merdu, kalau ngomong sok kebule-bulean. Tokoh ini mewakili karakter perempuan dengan style britis karena pernah mengenyam pendidikan luar negeri. Yang ketiga bernama.
Lili (23th). Lili perempuan yang polos, berjilbab, lulusan pesantren, belum pernah pacaran, hobi minum susu dan menjilat lollipop. Ia memakai behel, kadang-kadang tulalit. Tokoh Lili mewakili tokoh perempuan lulusan pesantren yang selalu terjebak realitas kota metropolitan yang tidak pernah ditemuinya di pesantren. Secara keseluruhan, keempat tokoh ini terlihat sengaja diciptakan untuk mewakili tokoh dalam kehidupan nyata. Dengan keunikan ini, mereka lalu dipertemukan dalam cerita yang juga unik.
Bahasa yang digunakan penulis adalah bahasa prokem (gue-elu), ini menandakan bahwa penulis ingin menyajikannya kepada pasar remaja (yang notabene cukup banyak pembaca sastranya) walau demikian, saya rasa pasar penikmat sastra umum juga akan tertarik, karena memang dari segi judul dan cerita, novel ini memiliki kekuatan, apalagi si penulis juga telah banyak menelurkan karya-karyanya di beberapa penerbitan buku, majalah, dan dunia pertelevisian, tentunya penikmat sastra juga tidak asing dengan namanya
Novel ini begitu lihai bermain-main dengan konflik baik secara struktur cerita, konflik batin pribadi tokoh, konflik batin antartokoh, begitu banyak yang mengemuka dan maksimal diciptakan.