“Ad-da’wah at-tammah” begitulah Rasulullah Saw. memberikan sebutan dalam doanya setelah mendengarkan seruan azan untuk melaksanakan shalat yang memiliki arti seruan yang sempurna. Azan merupakan salah satu tanda bahwa waktu shalat telah masuk dan akan didirikan. Dalam beberapa hadis, azan dijadikan acuan untuk mengukur keharusan seseorang untuk melakukan shalat berjamaah. Seperti pada hadis yang mengisahkan sahabat Ibnu Ummi Maktum, sahabat yang tidak dapat melihat.
Suatu hari sahabat Ibnu Ummi Maktum berkata kepada Rasulullah saw. yang ketika itu mengharuskan para sahabat untuk shalat berjamaah di masjid: “Wahai Rasul, aku adalah seorang yang sudah tua, tidak dapat melihat, rumahku berjarak jauh dengan masjid, dan aku tidak memiliki pemandu yang dapat menuntunku. Dengan kondisiku yang seperti itu, apakah aku bisa mendapatkan keringanan untuk tidak shalat berjamaah di masjid?”
Rasulullah Saw. bertanya balik kepadanya: “Apakah kamu mendengar seruan azan?”
Ibnu Ummi Maktum pun menjawab: “Iya, aku mendengarnya wahai Rasulullah.”
Rasulullah Saw. kemudian menukas: “Aku tidak mendapatkan adanya keringanan untukmu, penuhilah seruan azan itu.”
Dalam hadis tersebut disebutkan betapa dianjurkannya shalat berjamaah bagi yang mendengar seruan azan, dalam kondisi apapun fisik seseorang kecuali uzur syar’i diharuskan melakukan shalat berjamaah di masjid.
Dalam seruan azan terdapat dua kalimat ajakan, pertama “Marilah kita dirikan shalat” dan kedua “Marilah kita menuju kemenangan.” Dua kalimat ajakan tersebut mengandung beberapa makna, salah satu maknanya adalah kita dapat meraih kemenangan apabila kita mendirikan shalat. Kemenangan yang akan kita raih diantaranya adalah kebahagiaan dunia yang berupa rezeki, kemudahan dalam menjalani hidup, dan diberikan solusi ketika sedang dilanda masalah. Dan kebahagiaan akhirat yang berupa pahala dan surga.
Dalam kehidupan ini hampir semua orang memiliki masalah, baik itu masalah finansial ataupun sosial dan yang lainnya. Masalah-masalah yang mereka miliki belum tentu mereka dapat menemukan solusinya. Ada yang menyelesaikannya dengan cara yang benar, seperti seseorang yang mempunyai utang, ia membayarnya dengan uang hasil kerja kerasnya dan ada juga yang menyelesaikan masalah dengan menimbulkan masalah baru, seperti seseorang yang mempunyai utang, ia membayarnya dengan uang hasil pinjaman, itu artinya ia memiliki utang lagi.
Rasulullah saw. bersabda: “Seorang mukmin tidak akan terjatuh ke lubang yang sama dua kali” (H.R. Muslim)
Seorang mukmin tidak akan memiliki permasalahan yang sama setelah ia menyelesaikannya. Seseorang tidak akan menggali lubang yang sama setelah ia menutupnya, itu akan sia-sia. Allah memberikan solusi bagi hamba-hamba-Nya yang memiliki masalah.
Allah Swt. berfirman: “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar atas semua masalah-masalah yang ia miliki. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya” (Q.S. Ath-Thalaq/65: 2-3)
Bagaimana caranya agar menjadi orang yang bertakwa?
Dalam firman-Nya, Allah Swt. memberikan ciri-ciri orang yang bertakwa yaitu: “Mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka” (Q.S. Al-Baqarah/2: 3)
Berdasarkan ayat tersebut mendirikan shalat adalah salah satu ciri dari orang yang bertakwa. Maka dapat disimpulkan apabila kita mendirikan shalat, Allah Swt. memberikan solusi bagi masalah-masalah yang kita miliki. Ingat, hal itu adalah janji Allah Swt., dan Dia tidak akan melanggar janji-Nya.
Namun, ada syarat dan ketentuan yang berlaku bagi yang ingin mendapatkan solusi untuk masalah-masalahnya. Pada ayat lain Allah Swt. berfirman: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya” (Q.S. Al-Baqarah/2: 45-46)
Syarat dan ketentuan untuk mendapatkan solusi tersebut adalah sabar menjalani kehidupan dan mendirikan shalat yaitu melakukannya dengan penuh kekhusyukan. Shalat adalah doa, maka ketika kita melakukan shalat itu artinya kita sedang berdoa meminta kepada Allah. Allah akan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan, apabila kita bertakwa kepada-Nya. Anda punya masalah? Maka shalatlah! Wallahu a’lam bish-shawab. (Abu Khiyar)
Buku-buku shalat yang dapat menjadi koleksimu: