Berdebar dada dan ragaku kala namamu menyentuh ujung bibirku..
Tersayat hatiku, ku tak dapat menyambutmu di kala itu..
Kini tatapanku mulai membara, meraba akan kehadiranmu..
Tanganku tergerai lemas, akankah ini saatnya ?
Berapa bulan sudah ku memendam rinduku padamu..
Hingga bibir ini benar – benar terasa kelu
Tak kuasa ku menyambut pancaran sinar kedatanganmu
Karena, tlah ku torehkan tinta hitam di tahun lalu
Secercah cahay itu kini mulai menelisik kekosonganku..
Membuka lebar kelambu putih itu
Menyingkapnya dengan perlahan
Membelainya dengan penuh kelembutan
Akankah itu engkau ? Tamuku yang kutunggu ?
Untaian rindu yang di terpa angin sendu
Akankah itu engkau, syahrul rahmah alamku ?
Masih sudikah engkau menemui aku ?
Angin itu terasa jelas menyingkap helaian rambut kusamku
Hangat, lembut, seakan dia mampu berkata
Dia tetap menyayangiku apapun keadaanku
Yaaa syahrul rahmah, yaaa syahrul ‘ibadah..
Marhaban yaaa Ramadhan
Terima kasih engkau sudi mengunjungiku kembali
Terima kasih telah merengkuhku dari ketidakberdayaanku…