Seorang Anak Yang Menanti Ramadhan

Seorang anak duduk termenung di depan jendela
Pandangannya jauh menatap langit senja
Terbang bersama sejuta tanya
Di kepala

Esok Ramadhan, sekaligus momen ia akan puasa penuh untuk pertama kalinya
Sempat hati bersorak gembira
Membayangkan hal istimewa
Seperti tahun sebelumnya

Tapi, seketika semua berganti, hilang wajah cerianya
Sebab kata ayah dan bunda
Tak boleh dulu datang ke mushalla
Karena ada virus corona

Sejuta tanya pun bermunculan di kepala
Jika tak boleh salat tarawih dan berbuka bersama
Juga keliling kampung membangun kan tetangga
Lalu bagaimana cara mendapatkan pahala?

Bunda pun berbisik di telinganya
Jika kita tidak bisa berkumpul di rumah-Nya
Kerjakan ibadah di rumah saja
Salat, mengaji juga puasa

Kita pun bisa berbagi takjil dengan yang papa
Juga saling mendoakan sesama
Agar berkah Rahmat yang kuasa
Tetap tercurah untuk kita semua


Penulis

1 COMMENT
  • Ivan S Amhar
    Reply

    Bagus puisinya, Bu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *