Gegap gempita suara bedug memecah sunyi
Adzan menggema disudut-sudut kota
Ketukan langkah nyaring berbunyi mengiris sepi
Gurauan-gurauan itu, ketika Ramadhan tiba
Nyiur mulai menggoyangkan batang
Sesibuk insan yang mengejar-ngejar ganjaran
Katanya bekal kala nyawa lepas melayang
Gontai bagai mabuk namun ada tujuan
Dahaga yang mengoyak kerongkongan
Lapar namun indah tak terbayangkan
Bersepeda menilik persawahan, mengejar asa bak ombak di lautan
Tertawa di bukit tanpa hiraukan perbedaan, hingga senja berlanjut suara kentongan
Sesempurna itu bahagia Ramadhan
Seruan-seruan itu perlahan menghilang
Kala dunia mulai dewasa dan rasa segan mulai datang
Lupa menjaga nama agung persahabatan, tapi senja Ramadhan terus terulang