Selembar Bunyi yang Merajut Partikel Tasbih

Selembar Bunyi yang Merajut Partikel Tasbih
Karya: Puja Anjeli Lewensky

Tatkala petang bangkit menuju peraduan menggiring asar yang menggigil. Lantunan gema terbidik di antara derik yang melintang pukang. Asing mendayu lantaran camar tarikkan esok yang menghamba iba. Aku menatap kau yang terpekur menanti rembulan pada pintu keberkahan. Cahayanya berembus dari ujung barat. Lantas menghambur tertimpa sela jari yang menunjuk.

Guratan arab berliku di atas lembar daun. Menghening para penjilat tuk bersujud di bawah sinar abadi. Ujung sorban mengernyit semenjak aku memilin sepatah kata seperti lantunan nada yang bingung. Kemudian meluruh menjadi tetesan amal yang mengalir di ujung pedang alif lam.

Ah, aku memasuki ruang yang lupa nan jua dingin. Padahal sedang musim panas. Berbagai tubuh berbaring dengan tenggorokan yang beralih fungsi. Mencucur tiap embun atas penyesalan dosa. Melambaikan salam rindu pada kau yang harap hidayah jiwa.

Baiklah. Dua rakaat penyesalan tanda diri masih meronta. Pada jutaan buih pengampunan Sang Kuasa. Legamnya kopi semakin amis bergradasi dengan heningnya sepertiga malam. Bukankah pengapnya malam menjadi saksi turunnya wahyu kebaikan? Lantas, bagaimana mungkin kau mundur dari uluran kesucian waktu?

Jadi, mari melangkah…
Bulan sabit tlah menantimu menggapai sudut yang baru. Terhirup hambar bersama kerinduan lafaz pemanggil.
Mari melangkah…
Tinggalkan dirimu dalam kesemuan.

Sumatera Barat, 8 April 2020


Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *