Kemuliaanmu tak berjanji seribu milyar
Namun, lebih berharga dari seribu malam
Entah harus bergelak tawa atau meneteskan air mata perpisahan
Sebab, ketukanmu belum tentu terjawab tahun depan
Mengapa kau begitu cepat pulang?
Padahal, kemarin tak berbilang nilai disisiNya kau datang
Menghiasi suram masa kelam, berharap noda merah berganti jiwa ikhlas
Dengan koar-koar menyala, kami berlomba
Anak tangga kesuksesan kami naiki meski terpaksa melawan gravitasi
Menuju puncak tertinggi yang hanya bisa dibuktikan lewat hati
Selangkah penuh duri, serta keping-keping memori
Kau temani, tepuk pundak ini, lantas ribuan keutamaan tetiba lecutkan semangat terbaik
Hari fitri berada di depan gerbang, namun kau makin jauh melepaskan
Aku tak ingin berkata selamat tinggal, sebab tak tega tamu istimewa berpamitan
Namun sejumput malu menarikku ke cermin, sudikah kau dia tak berbekas dalam sanubari?
Mungkin inilah saatnya metamorfosis kupu-kupu dimulai, selamat menjadi jiwa baru!
Kampung akhirat tetap jadi yang akan dituju
Semoga kau tak melupakannya di bulan kemudian
Tetap beralaskan sajadah kerinduan, kami masih dalam penantian
Sembari itu, marilah tumbuh menjadi tanaman baru yang menjulang!
3 COMMENTS
Maa Syaa Allah ???
very beautiful and meaningful poetry
Hati yang tenang akan mendapatkan apa yang di kenang, ya illahi Robbi jadikan kami hamba2 yang engkau sayang..