Ramadhanku Hadir dalam Senyap

RAMADHANKU HADIR DALAM SENYAP
Oleh. Eri Vidiyanto

Bulan mulia kini hadir
Saatnya ketamakan menyingkir
Bulan ampunan datang mendekat
Waktu yang tepat untuk bertaubat

Namun hadirnya kini terasa berbeda
Ramadhanku datang dalam senyap
Kelalaian menyelimuti menyesakkan dada
Tertutupi corona yang membuat pengap

Tiada peluk hangat yang bisa dilakukan
Jabat tangan pun kian berjarak
Kekhilafan saling direlakan
Walau sulit untuk leluasa bergerak

Ramadhan, hadirmu kurindukan
Ya Rahman, izinkan kupenuhinya dengan segala keutamaan
Ramadhan, berkahmu kutunggu
Ya Ghafar, angkatlah segala musibahku

Marhaban ya Ramadhan…
Marhaban ya Syahrul Quran…


Penulis

10 COMMENTS
  • Upi
    Reply

    Pintu rumah tertutup lantaran satu penyakit
    Pintu lain terbuka untuk taubat obat segala penyakit

    Telaga maghfiroh mengalir tiap denting jam dinding
    Mengantar kita pada malam seribu ampunan

    Tarawih di masing dinding rumah bergema takbir dan tahmid
    Barangkali Dia punya rencana lain agar kita membagi waktu pada rumah rumah yang selama ini tidak dilantunkan ayat ayat penyejuk jiwa

    atau barangkali rumahku di ramadhanku menjadi begitu mesra kirana rindu pada anak2 mengaji
    Serta senda gurau ayah ibu mengajarkan asmaNya pada si buah hati

    Tak perlu risau karena ramadhanku sama indahnya… walau rindu sendal sendal berhamparan di depan rumahMu
    Kini aku berniat jadikan rumahku sama halnya rumahMu
    Dengan hiasan ibadah ramadhanku yang penuh doa akan ampunanMu

    Aku lihat jelas rencanaMu tak akan pernah salah
    Ampunilah aku di ramadhanku seakan ini ramadhan terakhirku.

  • Ghifar
    Reply

    Bagus niih…mantull

  • mulyani
    Reply

    kerreeen..bikin menjleb di hati

  • Teguh
    Reply

    Aamiin….

  • kasman
    Reply

    Masya Allah keren

  • Arfan
    Reply

    Amin, amin, amin Ya Allah Ya Rabbal Alamin. Semoga segera Allah angkat wabah ini dan Allah berkahi kita semua. Amin

  • devi
    Reply

    puisinya sangat menggambarkan kegalauan sebagian besar umat mukmin, tdk hanya di indonesia tp jg [sepertinya] di dunia, which is cakep…?

    tp kl blh saran, biar lbh enak bacanya & bs lbh menjiwai, gak bingung dgn penggalan makna pada masing2 rima menurut gw mgkn ada baiknya utk tiap rima puisi di-enter aja…jd bs lbh meresapiiii…mereskambing…dan meres2 lainnya…*ehhh ?

    well, anyway, well done mas eriii….gak nyangka gw ternyata selain “sendiri bukan berarti sepi, sepi bukan berarti tanpa arti”, rupanya elo bisa jg bikin rima puisi yg laen, uuuhuuyyyy…?

  • Windu Puja Santika
    Reply

    Aamiin yaa robbal’aalamiin. Barokalloh salam kangen buat Abang.

  • Deni bin Mu'min
    Reply

    Saya mengomentari unsur intrinsiknya aja ya.. mohon maaf sebelumnya..

    1. Diksi: ada beberapa pengulangan yang maknanya sama, diantara ada yg diulang sampai 3x.

    2. Imaji: kurang menggunakan imaji auditori maupun taktil

    3. Kata konkret: terlalu banyak kata konkret sehingga estetikanya berkurang

    4. Majas: ±20% konotatif, denotatifnya terlalu banyak hingga ±80%.

    5. Rima: bagus, 100.

    6. Tipografi: sudah cukup rapi.

    7. Tema: sesuai dengan keadaan, bagus. 100

    8. Rasa: 100% menyentuh, apalagi jika dibacakan (secara bersuara) secara langsung.

    9. Nada/suasana: tidak ada masalah, bagus.

    10. Amanat: bagus, menginspirasi dan memotivasi._

  • arman
    Reply

    Assalamualaikum
    Salam kenal, Mas Ery. Bolehkah puisinya saya muat di majalah in-house kami?
    Terimkasih banyak.

    salam
    Arman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *