Bulan Ramadhan lalu, kini, pun yang akan datang
Semuanya sama,
Banyak ladang amal bergelimang
Amal saleh dilipatgandakan
Pintu surga dibuka lebar
Namun orang kadang enggan lari mengejar kesempatan
Membiarkan hawa nafsu mengambil peran
Duhai, kawanku!
Sahur, kau malah bablas tidur
Tarawih, kau malah asyik nongkrong hingga mata pedih
Padahal Allah menurunkan rahmat dua puluh empat jam tanpa henti
Tidak malukah kau pada Sang Ilahi?
Bulan puasa ujian memang merajalela
Panas, kau mengeluh karena haus parah
Hujan, kau menggerutu karena tak bisa beli takjil keluar rumah
Jam dinding yang biasanya kau jadikan hiasan,
kini kau tengok tiap dua jam sekali menanti waktu buka
Lagi-lagi perlu dicatat di hati, bukan hanya di kepala
Bahwa puasa bukan sekedar menahan lapar serta dahaga
Tapi melatih kita untuk bersyukur, dan besabar menahan amarah
Untuk meningkatkan takwa di sisi Sang Pencipta