Post Views: 160 Bukan perut yang lapar bukan tenggorokan yang kering mengingatkan kedlaifan yang melembutkan rasa.hening merasakan kepala terasa pening bak bertempat tinggal di lautan kering Perut yang kosong dan tenggorokan yang kering ternyata hanya sebuah proses perjuangan perebut kesempatan sesaat yang tak terasa akan sebuah kenikmatan. sabar sedikit dari mata tangan kaki dan kelamin,
Category: Puisi Ramadhan 2020
Lomba Menulis Puisi Islami 2020
Pencarian
Post Views: 26 Tidaklah kumengerti bagaimana menyeru-Mu Jika nama juga hijab bagiku untuk mengenal-Mu Berapa banyak hati yang hancur luluh merindu-Mu Berapa banyak jiwa terkecai mencari-Mu Engkau dekat namun jauh Engkau berhenti namun berjalan Engkau menghampiri namun menjauh Engkau melambai namun memalingkan Sungguh jiwa ini payah dan butuh penawar Penawar yang ada pada tangan suci-Mu
Keabadian Tujuan
Post Views: 16 Marhaban Ya Ramadhan Kedatanganmu membawa keberkahan Seluruh alam menyambutmu penuh kerinduan Bulan, bintang, dan rembulan Gunung, lembah, ngarai, sungai, dan lautan Tersungkur sujud penuh kepatuhan Atas titah Maha Kuasa Tuhan Menyapamu dengan penuh kehormatan Ramadhan, Hadirmu mereguk seluruh harapan Yang hidup dalam relung hati setiap insan Akan terhapusnya segala dosa, salah, dan
SELEMBAR KERINDUAN
Post Views: 194 Ketika renjana hadir diambang tembayung Beradu paruh hingga menyingkirkan sebuah harsa Atma telah lama bosan Menantimu wahai dayita hati Yang berhasil ciptakan kisah mulia di atas pakuan ribang Bumantara pernah berkisah pada tiap insan engkau akan kembali dalam dekapan suci Membawa ribuan cinta dari Sang Maha Melukiskan sejuta senyuman nan tangisan sebuah
SELEMBAR KERINDUAN
Post Views: 47 Ketika renjana hadir diambang tembayung Beradu paruh hingga menyingkirkan sebuah harsa Atma telah lama bosan Menantimu wahai dayita hati Yang berhasil ciptakan kisah mulia di atas pakuan ribang Bumantara pernah berkisah pada tiap insan engkau akan kembali dalam dekapan suci Membawa ribuan cinta dari Sang Maha Melukiskan sejuta senyuman nan tangisan sebuah
Baiknya Ramadhan
Post Views: 25 Tempat yang tadinya begitu penuh para pengunjung dari belahan kota Tempat yang tadinya hidup dengan lalu lalang manusia Kini mati sepi karena virus bernama Corona Kota dimana setiap minggunya kusinggahi Tak lupa dengan metic merah yang aku kendarai Kini tidur ditengah terik matahari Kita terlalu cemas dengan argumen-argumen keras Kita terlalu was-was