Menggulung Debu


Post Views: 21 Tanpa sadar, jarum-jarum pada jam itu terus berputar mengikuti waktu Pula, sekian purnama hamba mengais kefasikan Datanglah kesucian, Menyulut aforisme yang memenuhi sudut-sudut telinga Lembaran usang kembali berkoar-koar Mengisahkan hamba pada kejadian silam Menjejal peringatan akan kebajikan Bersimpuh hamba memupuk pilu Mencabut duri kala tergugu Bersikeras menggulung debu Meski terhuyung di tengah

Pawai Obor


Post Views: 11 Memori – memori masa lalu bermunculan Kembali pada saat di Mangkunegaran Ketika itu malam 1 Muharram Ono dan teman-temannya biasa bermalam Saat dulu setidaknya setiap 1 Muharram Ono dan teman-teman pawai obor Mengelilingi kampung Ah sekarang tradisi itu hilang Malam Muharram tidak semeriah dulu Banyak pemuda yang malu meneruskan tradisi Katanya, kuno

Yang Dinanti


Post Views: 25 “Yang Dinanti” oleh : Eka Rizkia Kurniasari Dia datang Bulan pendahulu dalam tahun baru Bulan dimana pertumpahan darah dipantang Muharram kita sudah tiba, mari berseru! Dimana puasa Asyura ditunaikan Dimana anak yatim berlebaran Wahai saudaraku, Muharram datang! Ia yang menemani hingga pagi kembali ke petang Membawa limpahan amalan bersama nya Menabur berkah

Sabit Muharam


Post Views: 33 Sabit Muharam mulut angin meniup gorden biru muda menyebar suhu waktu memilih diam terkebat kilat derita rajam tertusuk peristiwa. tubuh berang terbajak sabit masa gigil cuaca yang terbang menusuk mata rantau daun melingkar jadi kabar melamun jadi hambar. korona di mana-mana. partikulat menyusun debur ombak di dada-dada laut. Mengirim gumpalan janji para

Bulan Bertakar Cinta


Post Views: 28 Muharram membentangkan tanjung suci tempat kutemukan jejak nabi ; sang pewaris yang mengukir jalan putih di bahu jazirah yang lama dirajam sepi lalu terbitlah matahari, dengan jari-jari arabi mengelus tirus setiap hati, hingga yang repih jadi besi dan yang sisih jadi kasih dahulu kala, antara belah pelepah pohon kurma sepanjang jalan yang

Gelap Menuju Terang


Post Views: 52 Gelap Menuju Terang Cipt. Muh. Mukmin Passa Bulan Telah Berganti Muharram Telah Sampai Kembali Merenungi Apa Yang Telah Terjadi Dengan Suasana Gelap Yang Menghantui Telah Banyak Waktu Yang Berlalu Bagai Melewati Sungai Dengan Perahu Aku Melihat Indonesia Sedang Tidak Baik Baik Saja Setiap Hari Hanya Ada Kabar Duka. Muharram Bulan Yang Diharamkan

1 Muharramku


Post Views: 40 1 Muharramku Sedihku menyambutmu ditengah wabah Tak ada lagi pawai jadikan pesta meriah Dalam kesunyian kubuang jauh rasa gelisah Diam termenung mencoba maknai sejarah hijrah Tahun ini negeri ini dalam pandemi Begitu banyak aturan yang kami patuhi Bukan tanpa alasan langkahku dibatasi Karena berdo’a tanpa iktiar semua tiada arti Ini hijrah kami

Muharram yang LAIN


Post Views: 17 Muharram yang LAIN Usai sudah pertarakan semalam Menyambut  datangnya bulan muharram Hamba menadahkan tangan sambil tersedu sedan Kupanjatkan puji dan syukur atas ridamu Agar senantiasa sentosa negeriku Terpelihara iman aman dan imunku Di masa yang baru Saatnya dunia membuka buku Tahun ini memang lain Situasi dan kondisi yang mendadak berganti Mengejutkan kami

Selamat Datang


Post Views: 28 Selamat Datang Telah berlalu diriku yang sudah lalu Jejak-jejak kehidupan cerita yang sudah kujalani Telah terukir sudah semua dikehidupanku Dan sudah menjadi takdir Selamat datang kehidupan ku yang baru Selamat datang jiwa-jiwa yang baru Bertekad lah untuk hijrah dari kegelapan menuju cahaya benderang Sungguh hanya kepada Nya lah kita kembali Harus segera

Senandung Satu Masa


Post Views: 24 Ratusan malam telah berputar, masih saja aku disuguhi pagi yang membawa beribu hajat di pundaknya Purnama dengan aroma kesucian, pantaskah aku bertemu dengannya? Teduhnya suara rintihan para pecandu alam abadi, sungguh santun bertamu di telinga-telinga yang berjaga menanti fajar Kebajikan-kebajikan yang menggengam sebelah tangan, berusaha menyelamatkanku dari riuh jagat yang terombang-ambing Ruh