Ramadhan yang dinanti dengan semua harsanya
rupanya disertai pandemi sebagai lokawigna
Melaluinya pun perlu adorasi,
terlebih bila ada rindu pada yang terkasih
Namun nikmat Ilahi tetap mengalir tanpa henti
meski hamba-Nya seringkali lalai dan lupa diri
Coba ajak sepasang aksa menatap denting jarum di dinding sana
Ada waktu yang setia memberi luang pada raga
Kadangkala insan tak menggubrisnya,
sibuk berkutat dalam kefanaan dunia
Padahal kitab suci dalam lemari itu butuh diperhati,
dipahami, dan diresapi sampai lekat pada lubuk hati
Sukma yang rapuh perlu iman pengisi,
tak bisa terus didiamkan hingga mati
Maka Ramadhan hadir bersama afsunnya
serta luang waktu di dalamnya untuk kita memohon aksama
Jangan biarkan Ramadhan pergi dengan sia-sia,
luangnya waktu berakhir tanpa makna
Anggaplah pandemi ini sebagai jeda bagi diri
untuk menata kembali resolusi yang belum terealisasi