Ramadan yang Beda

Ramadan tiba saat pertiwi sedang lara,
Insan menghindari medan akibat ulah si kecil bala tentara.
Terbengong bingung,
Kali ini, apa yang buat istimewa suara “ngung”?

Suara “ngung” dulunya memang senandung,
Aneka pangan di jalan berarak-arakan masuk ke lambung,
Perut-perut jadi mudah kembung,
Tapi kini batang hidung si pedagang tak boleh tampak,
Di rumah saja ya, Pak.

Tapi tunggu dulu,
Walau begitu Ramadan ini bukan angin lalu,
Jangan malah jadi benalu,
Karena banyak yang butuh uluran tangan lu,
Walau beda bukan berarti cela,
Ramadan tetaplah ladang pahala,
Mintalah hanya kepada Allah taala,
Semoga bala berganti kusala.


Penulis

1 COMMENT
  • Kelbin
    Reply

    puisi yang indah, penulis! ? Saat Ramadan memanglah masa yang indah. Masa masa yang penuh kekeluargaan, suka cita, dan rasa besyukur ?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *