Dibelahan bumi mana kita berpijak?
Adakah celah yang mampu kita koyak untuk menjadi pintu utama?
Adakah seruan lantang yang mampu kita dengarkan kala senja?
Sebilah pisau seolah menantang siap menusuk sang empunya dosa membara.
Bulan suci, suasana suci, hati suci, segalanya yang tersucikan akankah kita mewujudkannya? Atau hanya kata-kata bodong yang terlontar dari mulut si munafik saja?
Silau …
Cahaya terang benderang mengoyak hatiku mengintai dengan teliti berapa banyak hal fasik yang sudah kulalui? Berapa banyak jalan api dan tusukan paku yang sudah kunikmati? Berapa banyak doa jahanam yang sudah kujilati?
Diwaktu ini segalanya terkuak
Waktu yang kemarin disia-siakan terasa amat menyesalkan
Berapa banyak jalan pahala yang sengaja diabaikan
Dan sekarang? Bak manusia dalam sangkar tak mampu bergerak barang se-inci
Maka, sebaiknya-baiknya adalah melakukan yang terbaik
Hilangkan penyesalan jadikan pembelajaran
Kerahkan segalanya yang ada tuk mengejar ridho illahi
Kerahkan setiap hembusan nafas tuk menghargai bulan suci
Gendang Ramadhan menyisipkan sejuta euforia yang menyejukkan
Menampik sejuta hasrat tuk kembali berbuat maksiat
Tabuh bedug, lantunan sabda, seruan sahur membuat insan menangis pilu merindukan detik itu