Ada yang berbeda
Kemarin, Langkah kaki saling berebutan untuk dapat di shaf terdepan
Suara adzan saling bersahutan
Namun kini terhalang oleh batas ketentuan
Bahwa ini adalah ketetapan
Ada yang berbeda
Kemarin, Sholat sengaja kita lalaikan demi pekerjaan
Sekarang sadar bahwa sholat adalah kebutuhan
Manusia memang makhluk penuh kesombongan
Kini ia pun sadar bahwa mati hanya tinggal menunggu giliran
Dan mati akan datang seperti pencuri, Kata Kematian
Ada yang berbeda
Sepi membayangi di tiap kota
Menumpah gelisah, tangis pecah
Pada kondisi yang tengah dilanda
Orang berlomba-lomba berinteraksi pada Sang Pencipta
Ada yang berbeda
Tatkala lidah kita pun mudah bicara keburukan
Orang-orang meminta pengampunan
Juga berlomba mengubah dzikir jadi kebiasaan
Karena ia tahu pahala akan dilipatgandakan
Ada yang berbeda
Tatkala memilih hobi baca status panjang
Kitab suci kita biarkan di atas dipan
Saat ini orang beralih baca Qur’an
Kitab suci karya Illahi yang seringkali kita lupakan
Kini menjadi bacaan penuh wejangan
7 COMMENTS
Masyallah puisinya kak. Benar sangat mengingatkan saya secara pribadi.
Menyentuh dan sesuai fenomena nyata dikehidupan ini.
Semoga diramadhan tahun ini dan ditengah suasana ini. Kita benar-benar didekatkan pada Sang Ilahi diberkahi dan diridhoi.amiin
Syahdu….cinta yg hakiki pada sang Illahi
Sedih dengan kondisi saat ini…tp ada hikmah indah agar kita lebih mendekatkan diri kepada ilahi.
Sesuai dengan realita yg ada saat ini
Semua pasti ada hikmahnya… aamiin ya Allah..?
baarakallah, terimakasih sudah mengingatkan bahwa yang butuh ibadah kita itu sejatinya ya kita bukan Allah ?
Sesuai fakta.mantul