Cahaya halilintar yang menggores langit, temaram senja
Perempuan-perempuan bau kencur mendesis bagai kelelawar malam
Dengung lebah pada sepinya bilik kamar, mengendus bau pengkianatan
Bisunya kasur pembaringan kini menanggalkan perasaan yang tersisa
Teringat akan kelezatan maksiat, menyergapku dalam perangkap dosa
Gerisiknya menghantui, tak kunjung lapuk dari ingatan.. oh mengapa..
Bagaimana cara tuk berpaling dengan indah ?
Mengetuk pintu gerbang maghfirah-Nya
Membentengi hati dari makar-makar setan
Menghempas kedurhakaan yang tak bertuan
Tobat dan maksiat yang saling berkejaran.. lagi dan lagi..
Berpaling kumencoba, tuk menghimpun ketaqwaan
Di penghujung Ramadhan tercinta
Kutenangkan diri dengan air mata, air mata penyesalan
Yang menyeka lembab hujan, di sudut gelap mataku
Pahitnya cercaan mereka, tak sedikitpun mengoyahkanku
Izinkanku menadaburi ayat-ayat semestaMu
Sebagai bekal untuk ‘kampung’ akhiratMu
Hikmah yang tercecer dalam setiap detak kehidupan
Samar-samar menyelinap, terhujam kuat dalam dada
Walau terhuyung, terantuk dan tersaruk
Seteguk keyakinan, tuk menngetuk gerbang magrifah-Nya
Tuk berharap ridho Sang Pemilik Hati
Dalam untaian doa yang tak bertepi