Untaian mimpi melelapkan
Tatkala indra harus terbangun
Menentang hasrat
Menyerah tapi terkantuk kantuk
Sahur … Sahur …
Saat telingan mendengar
Bagai bom, dia meledak
Nyalakan api semangat
Ketika di dapur terasa di kutub
Air bagaikan es
Dan kantukpun di rengut
Padahal mentari masih terlelap
Ketika harap menyingsing doa
Yang tak pernah sholatpun akan sholat
Berbondong bondong untuk taubat
Sambil menahan hasrat yang menyongsong dahaga
Perihal waktu yang lambat
Padahal hayal meruak-ruak
Tentang air sejernih kristal
Meliuk-liuk membelah dahaga
Dug … Dug … Dug …
Secercah bahagia mengukir senyum
Saat bedug di tabuh
Hati yang belajar sabar tentu bertambah imannya