Ramadhan adalah bulan yang selalu ditunggu oleh setiap umat muslim di dunia. Bulan dimana berkah dan ampunan dariNya datang bagaikan hujan tiada henti. Dan saya pun menunggu bulan ini sama seperti manusia lainnya. Saya ingin merubah diri saya menjadi lebih baik. Banyak dosa yang telah saya lakukan sehingga saya malu untuk mengingat kembali seberapa besar kesalahan yang telah saya lakukan dan Allah tetap saja memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk tetap hidup di dunia ini dan bertemu dengan bulan penuh ampunan ini.
Saya lupa bahwa semua rahmat dan karuniaNya yang telah diberikannya tidak diberikan dengan cuma-cuma dan tanpa alasan. Saya lupa bahwa semua yang diberikan olehNya harus digunakan dengan sebaik-baiknya dan agar saya tunduk dan patuh pada semua perintahnya. Hingga membuat saya lalai dan lebih memikirkan kebahagiaan dunia saja daripada memikirkan Allah yang maha segalanya. Saya terlalu egois mementingkan diri saya sendiri tanpa memikirkan seberapa besar karunia yang telah Allah berikan kepada saya.
Saya lupa bahwa semua yang ada di dunia ini adalah fana. Saya terlalu memuja makhluk ciptaanya daripada Allah sang pencipta. Beruntung, Allah telah menyadari saya dengan cara yang sangat begitu istimewa. Ia telah memberikan ujian hidup yang tak pernah saya lupakan. Peristiwa yang mungkin saya selalu ingat sebagai pembelajaran hidup bagi saya. Yah dimulai dari kedekatan saya dengan seseorang yang hadir dalam hidup saya. Saya berharap bahwa dia akan melindungi dan menjaga saya dimana pun saat saya bersamanya. Semua berjalan dengan sempurna seiring dengan kenikmatan yang Allah selalu berikan kepada saya. Banyak kebahagiaan yang telah menghampiri kami. Ralat bukan kami tapi saya yang terlalu terlena dengan kebersamaan kami.
Saya kira dia adalah pelindung saya dari caci-maki dari orang-orang yang ada di sekitar saya. Saya fikir dia adalah seseorang yang akan menuntun saya keluar dari permasalahan saya. Dan dari semua pemikiran itu saya salah. Dia adalah penghancur rasa percaya diri saya dari banyak orang. Dia hanya menganggap saya sebagai sampah yang harusnya dibuang. Bukan untuk disimpan maupun dilindungi. Dia menganggap hanya sesuatu yang tak pantas untuk hidup di dunia ini.
Saya pun merasa hancur dan jatuh. Saya tidak tau pada siapa saya harus berlindung. Kepada siapa saya harus menumpahkan segala rasa sesal dan air mata yang telah berjatuhan. Saya tak tau harus bagaimana menjalani hidup dengan berbagai macam ujian yang datang setelah dia membuat jatuh dan tak percaya bahwa tak ada satupun yang mampu saya percayai di dunia ini.
Namun seseorang datang menghampiri saya. Dia mengingatkan saya bahwa Allah selalu ada untuk kita dimana pun kita berada. Namun saya malu kepada Allah. Saya telah menduakanNya dengan selalu memuja makhluk ciptaanNya daripada diriNya. Saya malu karena terlena oleh semua kenikmatan yang telah diberikan olehNya. Saya lupa bahwa dia adalah maha segalaNya.
Dia pun menemani saya dalam keterperukan saya. Dia mengingatkan jika Allah akan selalu mengampuni segala kesalahan setiap hambaNya yang selalu memohon ampun dan ingin berubah agar selalu tunduk patuh padaNya. Dan disinilah saya sadar, bahwa kita tidak pernah hidup sendirian. Manusia tidak diciptakan sebagai pelengkap kehidupan di bumi ini. Manusia di ciptakan agar selalu tunduk dan patuh mengingat Allah. Allah sang pelindung dari segala macam bahaya yang ada di bumi ini. Allah lah sang pencipta yang telah memberikan segala kenikmatan yang ada di dunia ini. Dan saya tahu bahwa manusia di ciptakan bukanlah sebagai penghancur di bumi ini. Melainkan sebagai pemimpin dan makhluk yang selalu taat di jalanNya.
Dan di bulan yang penuh ampunan ini saya berharap jika Allah akan selalu menemani dan melindungi saya. Agar saya selalu istiqomah dalam ibadah dan menjauhi saya dari semua laranganNya. Dan selalu ada dalam setiap langkah saya selama saya hidup di dunia.
Oleh: Nur Suci Aulia
Dari: Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi